Saat Terakhir di Mavi Marmara

Pasukan komando Israel dengan penutup muka, turun cepat dengan tali dari helikopter. Dalam cuplikan tayangan milik militer Israel, terlihat mereka "disambut" dengan pukulan tongkat oleh penumpang kapal bantuan tujuan Gaza.

Saat itu, menurut Israel, pasukan mereka juga berhadapan dengan pisau, tongkat pemukul, bahkan tembakan, sehingga para serdadu balas menembak.

Panitia "Flottilla to Gaza" membantah keras pernyataan Israel.

"Dalam kegelapan malam, komando Israel turun dari helikopter ke kapal yang ditumpangi warga Turki, Mavi Marmara, dan langsung menembak begitu kaki mereka menjejak," kata pernyataan kelompok Free Gaza.

"Para penumpang melambaikan bendera putih, bukan tongkat pemukul."

Namun, cuplikan tayangan yang disebarkan militer Israel menunjukkan pasukan itu mendapat perlawanan begitu sampai di dek. Pentungan dan kursi plastik dilemparkan ke komando Israel.

"Waktu saya turun saya lihat kenekatan di mata mereka," kata seorang anggota komando kepada para wartawan di Ashdod, Israel, tempat kapal itu dipaksa berlabuh.

Menurut si serdadu, semua anggota pasukan telah diperintahkan untuk menghidari kekerasan. Mereka dilengkapi dengan senjata peluru cat dan pistol hanya digunakan dalam keadaan ekstrem.

"Senjata saya 'paint gun' dan tak ada senjata lainnya. 'Paint gun'-nya juga yang biasa dipakai anak-anak usia 12 tahun," kata serdadu itu seperti dikutip AFP.

"Kami datang bukan untuk bertempur, kami datang untuk mengatakan agar mereka berhenti dan balikkan kapal."

Kapal itu diseret ke Ashdod, pelabuhan di selatan Israel dengan ratusan penumpang di kapal itu tidak dapat berkomunikasi.

Tiga helikopter dan beberapa perahu komando mendekat flottilla sekitar pukul 4 dinihari (Senin 08.00WIB) , kata seorang pejabat militer Israel.

Serdadu itu mengemukakan ada 30 aktivis, semuanya berbahasa Arab, diringkus dalam operasi yang tidak sampai dua jam itu.

Beberapa petunjuk mengarah bahwa sebagian besar, atau semua korban tewas, ada di kapal Mavi Marmara yang berpenumpang paling banyak yaitu 700-an aktivis.

Menurut Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Letjen Gabi Ashkenazi, keadaan di ferry milik badan amal Islam IHH itu, berbeda dengan lima kapal lainnya.

"Begitu pasukan tiba di kapal, ada kekerasan ekstrem. Hal itu sudah dipersiapkan termasuk adanya senjata, batang besi, pisau dan senjata api, mungkin senjata yang dicuri dari tentara," kata Ashkenazi.
Artikel Terkait Berikutnya

0 komentar:

Posting Komentar

Demi Allah Yang Esa, berkomentarlah berpaham agama Rosul dan Insya Allah Rahmat pada anda semua.