Gus Choi : Yakini Dunia Mengutuk Tindakan Israel

Anggota Komisi I DPR Effendy Choiri alias Gus Choi meyakini sebagian besar negara di dunia mengutuk tindakan Israel yang menyerang Kapal Mavi Marmara yang membawa bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Gaza.
"Kami setuju, bahwa dunia harus mengutuk tindakan Israel sebagai musuh negara, meskipun ada beberapa negara yang tidak akan menjadi Israel sebagai musuhnya," kata Effendy Choiri kepada pers di Gedung DPR, Jakarta, Selasa.
Politikus PKB itu mengatakan, kalau dipersentase ada sekitar 90 persen negara di dunia yang mengutuk dan menyatakan Israel sebagai musuh bersama dan hanya sekitar 10 persen tidak akan mengutuk dan menyatakan Israel sebagai musuh bersama.
Menurut dia, Indonesia harus bersama-sama negara di dunia mengutuk tindakan Israel yang bertindak di luar tata krama kemanusiaan.
Choiri juga mendesak pemerintah Indonesia agar peristiwa penyerangan terhadap Kapal Mavi Marmara ini sebagai momentum untuk melakukan diplomasi internasional untuk turut menciptakan perdamaian dunia.
Indonesia, katanya, harus ikut terlibat dalam perdamaian dunia, sesuai amanah pendiri negara dalam pembukaan UUD 1945.
"Selama ini diplomasi Indonesia selalu `alon-alon asal kelakon` tapi realitasnya sering tidak kelakon," kata anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB).
Memontem peristiwa penyerangan tentara Israel terhadap misi kemanusiaan itu menurut Effendi, harus mampu dimanfaatkan Pemerintah Indonesia melakukan terobosan baru dalam diplomasi internasional.
Terobosan tersebut antara lain, katanya, agar Presiden menugaskan Duta Besar Indonesia di Jenewa mengajukan gugatan ke Mahkamah Internasional agar Israel diadili.
"Soal berhasil atau tidaknya gugatan tersebut, tapi sikap Indonesia akan diperhitungkan Israel dan negara-negara di dunia," katanya.
Kalau Indonesia hanya mengutuk secara lisan, kata dia, meskipun Indonesia adalah negara muslim terbesar maka kutukan Indonesia hanya dianggap angin lalu.
Sebelumnya, militer Israel menyerang dan menembaki Kapal Mavi Marmara yang membawa bantuan kemanusiaan berupa pakaian, makanan, dan obat-obatan untuk warga Palestina di Gaza, pada Senin (31/1) dinihari.
Di dalam kapal tersebut ada 12 relawan Indonesia yang sampai saat ini belum diketahui nasibnya secara jelas.
Ke-12 orang tersebut adalah empat relawan Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA), empat relawan Medical Emergency Recue Committe (MER-C), seorang wartawan TVOne dan tiga relawan dari Sahabat Al Aqsha-Hidayatullah. Artikel Terkait Berikutnya

0 komentar:

Posting Komentar

Demi Allah Yang Esa, berkomentarlah berpaham agama Rosul dan Insya Allah Rahmat pada anda semua.